Selasa, 22 Desember 2015

Namamu


Bahkan sebelum kita bertemu pun aku sudah menduga lewat Namamu jika dirimu adalah orang yang hebat. Lalu, kemarin kita bertemu. Ada getar yang menumpahkan ribuan kata, jadi tak terucapkan. Memang benar saja, senyummu sudah cukup melukiskan kehebatanmu. Hmmm..., Namamu, ya Namamu, mengapa bisa sama dengan sebuah ilusi yang tercipta akibat suatu rindu yang tak jelas rimbanya. Sungguh aku tak tak bisa mengerti. Namamu..., ya Namamu..., sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar